Yogyakarta sudah
lama menjadi salah satu kota yang ingin saya kunjungi dalam “bucket list” saya.
Berkunjung ke Jogja terdengar sudah mainstream, rasanya banyak sekali
sekolah-sekolah yang menjadikan Jogja sebagai tujuan “study tour” atau
destinasi liburan karyawan bagi instansi-instansi. Sehingga, rata-rata orang
pernah mengunjungi Jogja. Tetapi, tidak dengan saya, perjalanan ke Jogja kali
ini merupakan perjalanan pertama saya setelah akhirnya bisa menabung dan
mengalokasikan dana untuk traveling dari hasil kerja selama 6 bulan ini, yaaaa
semacam “Self Reward” lah ya. Cieeee...
Sebagai seorang Judging
Person, saya selalu merencanakan sesuatu yang akan saya lakukan dengan
rinci, begitu pula dengan perjalanan ke Jogja kali ini. Padahal katanya sensasi
traveling itu bisa dirasakan ketika menjumpai hal-hal yang tak terduga
dari perjalanan itu, karenanya para traveler atau petualang sejati
seringkali membiarkan itinerary berjalan mengikuti arus. Tapi sulit
rasanya bagi saya untuk mempunyai prinsip “kumaha engke” pasti selalu
terpikir “engke kumaha?”, hehehe.. Untuk itu, mempunyai teman perjalanan
yang lebih fleksibel mungkin dapat menyeimbangkan perjalanan agar terasa sense
of surprisenya. Untungnya, kali ini saya pergi bersama teman saya yang ‘selow’
tapi gak memble sehingga perjalanan terasa sangat sangat menyenangkan.
Berangkat dari
kebiasaan saya yang selalu punya to-do-list dalam keseharian, saya
melakukan research kecil-kecilan sebelum pergi ke Jogja; browsing
tentang destinasi wisata beserta tiket masuk dan alamatnya, baca tentang keadaan
geografis di Jogja (saya buta geografi L), baca blog-blog para traveler,
bertanya pada teman, cari info di instagram, twitter dan lain-lain. Setelah itu
saya merangkum tempat-tempat yang ingin saya kunjungi dalam microsoft word.
Lalu saya mendiskusikan dengan teman saya mengenai tempat tersebut dan
mengelompokkannya berdasarkan jangkauan daerahnya yang sekiranya berdekatan dan
dapat dikunjungi dalam satu hari. Kami melakukan perjalanan selama 6 hari. Lelah
rasanya menjadi orang yang terlalu detail dan overthinking, saya sedang
belajar untuk menjadi orang yang lebih fleksibel, mampu beradaptasi dan
membiarkan list dan opsi-opsi itinerary kami lebih terbuka dan tidak rigid. Kami
bertanya pada warga lokal dan membuka kemungkinan akan perubahan pada itinerary
kami sesuai kebutuhan.
Kami naik kereta dari stasiun Bandung menuju Stasiun Yogyakarta
yang dulu bernama stasiun Tugu. Harga tiket yang dipesan H-7 ini adalah
Rp260.000. Keretanya sangat nyaman dan terlihat masih baru. Perjalanan dari
Bandung ke Jogja dengan kereta ini membutuhkan waktu sekitar 8 jam, kami
berangkat pukul 07.20 dan sampai pukul 15.20. Setibanya di stasiun Yogyakarta,
kami memesan grab car menuju tempat kami tinggal selama di Jogja, Asrama Putri Aceh Cut Nyak Dhien Bagian Barat yang
berada di Jl.Kartini no.1A, Sagan Terban,
Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55223. Alhamdulillah, teman
saya ini orang Aceh jadi kami bisa tinggal disini gratis untuk 3 hari pertama
dan Rp10.000/malam untuk hari berikutnya. Fasilitasnya lengkap sekali, ada
kasur (yaiyalah), kulkas, dapur, kamar mandi, TV, sampai mesin cuci pun ada,
kita boleh mencuci pada hari Selasa dan Kamis. Jadi, kami hanya membayar
Rp20.000 saja selama 6 hari 5 malam di Jogja untuk fasilitas yang lengkap
seperti itu, huaaaa murah sekali alhamdulillah :’) Setelah kami beristirahat
sejenak, malamnya kami menuju Malioboro dan menemui kawan kami yang sekarang
berdomisili di Jogja. Malioboro ini ramai sekali apalagi pada malam hari. Karena
perut sudah keroncongan, kami langsung menuju tempat makan yang berada di
alun-alun Utara Jogja, Sate Klatak. Saya lupa nama tempatnya apa, yang jelas
saya melihat tulisan “Sugeng Rawuh” di depan resto tersebut yang awalnya saya
kira nama restonya. Saya baru tahu ternyata itu ucapan selamat datang dalam
bahasa Jawa, setelah mas Grab terkekeh mendengar jawaban saya ketika saya ditanya
makan dimana tadi mbak? Saya menjawab Sugeng Rawuh :D
Petualangan kami
di Jogja resmi dimulai, tujuan kami hari ini adalah Pantai Teras Kaca Nguluran,
Pantai Gesing, Kebun Buah Mangunan, Puncak Becici, Candi Ijo dan Tebing Breksi.
Saya sudah booked rental mobil yang mana ia merupakan temannya teman :D Kami
berdua tidak bisa mengendarai motor jadi kami memutuskan sewa mobil, padahal
sewa motor jauh lebih efisien, Rp50.000/hari. Harga sewa mobil ini Rp275.000/15
jam tanpa supir dan bensin. Jika plus supir harganya menjadi Rp375.000/15 jam
dan sudah termasuk biaya parkir, tetapi tidak termasuk bensin, dan perjalanan
kami membutuhkan Rp100.000 untuk bensin. Setelah membandingkan rata-rata harga sewa
mobil berkisar Rp500.000, tapi rata-rata per 12 jam, dan akan dikenanakan charge
bila melebihi jam yang ditentukan. Kami berangkat bersama Mas Tito, driver dan
teman baru kami di Jogja. Mas Tito ini orang Papua yang sudah 9 tahun
berdomisili di Jogja, orangnya asik, kami mengobrol mengenai Jogja dan Papua sepanjang
perjalanan. Jadi makin nyadar banyak hal yang saya gak tahu tentang Indonesia L
Destinasi Pertama
kami adalah Pantai Teras Kaca Nguluran, pantai ini masih baru dan cukup ngehits
karena Instagramable. Saya rasa pantainya ya memang hanya indah di
Instagram dan memang lebih cocok bagi yang senang foro-foto saja. Tidak ada pasir dan air yang bisa disentuh, hanya pemandangan saja yang bisa dinikmati, jadi mantainya gak kerasa. Harga tiket
masuk pantai ini Rp5000. Tapi... untuk mengambil foto pada spot-spot tertentu,
kita harus membayar kisaran Rp20.000-Rp30.000. Mahal sekali L Saya memutuskan untuk mengambil
foto di satu spot yang cukup mainstream seharga Rp.20.000. Selain mahal,
untuk berfoto di spot-spot khusus itu kita harus mengantre, saya kebagian nomer
17, padahal saya datang cukup pagi, sekitar jam 08.00an. Saya hanya diberi waktu 2 menit untuk foto. Gitu amat ya...
 |
| Foto disini gratis |
 |
Rp20.000
|
Pantai Teras Kaca Nguluran
Tiket Masuk: Rp5000
Spot Foto : Rp20.000
Lokasi : Bolang, Girikarto, Panggang, Kabupaten Gunung
Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55872
Perjalanan kami berlanjut ke Pantai Gesing yang jaraknya tidak jauh dari Pantai Teras Kaca. Perjalanan ke Pantai Gesing hanya membutuhkan waktu skeitar 5 menit saja. Disini pantainya tidak terlalu luas dengan ombak yang tenang. Pemandangan lautnya dihiasi dengan dua tebing. Begitu memasuki pantai, bau amis langsung menyerbu indera penciuman saya. Di pantai ini terdapat banyak kapal nelayan dan keadaan pasir pantainya tidak terlalu bersih.
Pantai Gesing
Tiket Masuk : Rp5000
Lokasi : Girikarto, Panggang, Bolang, Girikarto, Panggang, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55133
Dari pantai kami melanjutkan perjalanan ke daerah perbukitan, yaitu Kebun Buah Mangunan, julukannya negeri di atas awan karena katanya disini wisatawan dapat menikmati pemandangan dari ketinggian seakan awan-awan berada dibawah. Sayangnya kami mengunjungi tempat ini sekitar jam 13.00 jadi cuacanya cukup terik. Pemandangan disini sungguh indah sekali. Jika di ke 2 pantai tadi kami hanya menghabiskan waktu paling lama satu jam, disini kami terlena dengan pemandangan indahnya sampai waktu menunjukkan pukul 15.00.
 |
| Kebun Buah Mangunan |
 |
| Kebun Buah Mangunan |
Kebun Buah Mangunan
Tiket Masuk : Rp2.500
Lokasi : Jl. Imogiri - Dlingo, Sukorame, Mangunan, Dlingo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55783
Destinasi selanjutnya adalah Puncak Becici yang lokasinya dekat dengan Kebun Buah Mangunan. Di daerah Bantul ini banyak sekali tempat wisata seperti Rumah Hobbit, Lintang Sewu, Hutan Pinus dan lain-lain. Kami memilih dua saja karena keterbatasan waktu. Di Puncak Becici ini, kawasan wisatanya lebih terasa, banyak sekali orang berkunjung dan banyak warung-warung yang berjualan di sekitaran sana, mulai dari makanan hingga oleh-oleh kerajinan tangan. Disini juga terlihat beberapa orang yang sedang dipijat di pondok-pondok kecil sekitar area wisata. Spot utama untuk melihat pemandangan sangat besar dan dibuat seperti panggung, ada pula kursi-kursi penonton disitu, sepertinya tempat ini suka dipakai acara-acara pertunjukkan dengan view perbukitan, uuu indahnya.
 |
| Puncak Becici |
 |
| Puncak Becici |
Puncak Becici
Tiket Masuk : Rp5.000
Lokasi : Dusun Gunung Cilik, Desa Muntuk, Kecamatan Dlingo, Bantul, Yogyakarta
Waktu sudah menunjukkan pukul 16.00 dan kami langsung menuju Candi Ijo di Sleman. Kami ingin berburu sunset disana. Sebenarnya Ratu Boko terkenal lebih indah untuk melihat matahari terbenam, tetapi tiket masuknya sekitar Rp35.000-Rp40.000.
Seharusnya Tebing Breksi menjadi destinasi terakhir kami di hari pertama, tetapi raga ini terlalu lelah sehingga kami memutuskan untuk melihat dari luar dan pulang ke asrama.
Candi Ijo
Tiket masuk : Rp5.000
Lokasi : Kikis, Sambirejo, Prambanan, Sleman Regency, Special Region of Yogyakarta 55572
Hari Ketiga
Di hari ke-3 ini kami memutuskan untuk pergi ke Candi Prambanan menggunakan Transjogja, dari Sagan kami naik Transjogja, nomer nya saya lupa, tapi tenang saja wisatawan bisa bertanya langsung kepada petugas di Shelter. Naik transjogja ini relatif murah, hanya Rp3.500. Petugasnya tegas tapi ramah, tegas untuk menegakkan aturan dalam menaiki bus kota ini karena petugas akan dengan sigap mengatur berapa orang yang harus masuk, jika hanya ada space untuk dua orang, maka harus dua orang. Kekurangan naik transjogja ini adalah pak supir mengendalikan bus nya dengan cepat, saya ngeri, karena bus seringkali oleng kanan kiri saking cepatnya. Sesampainya di Shelter dekat Candi Prambanan kami naik becak seharga Rp20.000 menuju lokasi, sebenarnya naik transportasi online bisa lebih hemat karena ternyata jaraknya tidak terlalu jauh. Suasana di Candi Prambanan lumayan ramai saat itu. Saya banyak membaca tentang sejarah Candi Prambanan yang terpampang di papan informasi disana karena saya tidak tahu menahu soal sejarahnya :(
 |
| Candi Prambanan |
 |
| Candi Prambanan |
Candi Prambanan
Tiket Masuk : Rp40.000
Lokasi : Jl. Raya Solo - Yogyakarta No.16, Kranggan, Bokoharjo, Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55571
Sekitar jam 14.00 kami melanjutkan perjalanan ke Keraton dan Taman Sari Water Castle, tetapi dikarenakan hujan dan waktu sudah menunjukkan jam 15.00, akhirnya kami hanya pergi ke Taman Sari saja. Saya berharap ada pemandu wisata sedari awal karena memang ingin tahu sejarahnya dari warga lokal. Tetapi setelah kami berpusing-pusing ria mencari spot yang tangga lima, barulah kami bertemu ibu Gecik yang membantu kami menyusuri istana. Sebagai bentuk terima kasih, jangan lupa untuk memberi tips pada pemandu wisata lokal ini.
 |
| Taman Sari |
Taman Sari
Tiket Masuk : Rp5.000
Lokasi : Jl. Tamanan, Patehan, Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55133
Hari Keempat
Di hari ke-4 ini kami kembali menyewa mobil karena tujuan wisata kami cukup jauh, keluar dari Yoyakarta, yaitu ke daerah Magelang dan masuk lagi ke Yogyakarta daerah Kulon Progo dan Sleman. Hari ini kami berburu matahari terbit di Punthuk Setumbu, jadi kami berangkat sekitar pukul 04.00 dari asrama. Kelelahan kami menaiki tangga di pagi buta ini terbayar dengan indahnya matahari terbit dan menyinari Candi Borobudur.
 |
| My all time favourite time, masyaAllah.. |
Punthuk Setumbu
Tiket Masuk : Rp15.000
Lokasi : Jl. Borobudur - Ngadiharjo No.KM 4,5, Kurahan, Karangrejo, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah 56553
Setelah itu kami ke Candi Borobudur, ramai sekali walaupun masih jam 07.30. Setelah selama ini hanya mendengar pada pelajaran Sejarah atau IPS waktu zaman masih sekolah, akhirnya saya menyaksikan sendiri bangunan bersejarah ini. Saya sambil browsing google karena banyak sekali hal yang saya lupa tentang Candi yang sudah diakui UNESCO sebagai salah satu warisan dunia ini. Melihat wisatawan mancanegara yang berkunjung, rasanya jadi semakin malu...kalau mereka bertanya saya mau jawab apa...
 |
| Candi Borobudur |
 |
| Candi Borobudur |
Candi Borobudur
Tiket masuk : Rp 40.000
Lokasi : Jl. Badrawati, Kw. Candi Borobudur, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah
Setelah keluar Jogja, kami masuk lagi menuju Kalibiru di Kulon Progo. Konsep wisata disini hampir sama dengan di Pantai Teras Kaca, kalau mau foto di spot tertentu harus bayar lagi diluar HTM. Pemandangannya juga hampir mirip dengan Kebun Buah Mangunan, hanya saja yang menjadi ciri khas disini adalah kita dapat melihat Waduk Sermo dari atas.
 |
| Kalibiru |
Kalibiru
Tiket masuk : Rp10.000
Lokasi : Jalan Waduk Sermo, Kalibiru, Hargowilis, Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta 55653
Kami lebih banyak menghabiskan waktu dengan mengobrol tentang Kerusuhan di Ambon dulu dengan driver kami Mas Isak, yang asli orang Ambon. Selanjutnya kami menuju destinasi terakhir di hari ke-5, museum Ullen Sentalu. Di museum ini, saya mendapatkan banyak sekali pengetahuan tentang kebudayaan Keraton Yogyakarta dan Solo. Disini ada guide yang menjelaskan dengan sangat rinci mengenai kebudayaan daerah Istimewa dan pernah istimewa tersebut. Arsitektur di tempat ini sangat unik dan menarik, bangunannya ada di lorong dalam tanah. Seperti kebanyakan museum yang lain, di tempat ini, kami tidak boleh mengambil foto ataupun video kecuali di area tertentu. Jadi saat itu kami hanya berkonsentrasi menyerap begitu banyak informasi yang diberikan sang guide. Disini juga saya mengenal Gusti Nurul, sang putri dambaan yang cantik jelita, pandai berbahasa, pandai menari, dan pandai berkuda. Satu suratnya yang terus terngiang-ngiang di telinga saya adalah surat yang ia tujukan untuk Putri Tineke yang sedang patah hati, begini bunyi suratnya..
Kupu tanpa sayap
Tak ada di dunia ini
Mawar tanpa duri
Jarang ada atau boleh dikata tak ada
Persahabatan tanpa cacat
Juga jarang terjadi
Tetapi cinta tanpa kepercayaan
Adalah suatu bualan terbesar di dunia ini
 |
| Minuman awet muda, katanya :) |
 |
| dibuat miring sebagai bentuk keprihatinan para pendiri museum atas kurangnya kepedulian anak muda terhadap budaya Jawa. |
Museum Ullen Sentalu
Tiket masuk : Rp40.000
Lokasi : Jalan Boyong KM 25, Kaliurang Barat, Hargobinangun, Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55582
Hari Kelima
Di hari kelima ini kami mengunjungi Keraton Yogyakarta yang sempat tertunda dikarenakan hujan. Disini kami ditemani warga lokal yang menawarkan jasa sebagai pemandu wisata dengan harga Rp50.000, tetapi kami mencoba menawar menjadi Rp30.000 dan beliau mau. Disini kami mendapat penjelasan yang seperti sambung menyambung dengan informasi yang kami terima di museum Ullen Sentalu.
 |
| Keraton Yogyakarta |
 |
| Keraton Yogyakarta |
Keraton Yogyakarta
Tiket Masuk : Rp5.000
Lokasi : Jalan Rotowijayan Blok No. 1, Panembahan, Kraton, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta
Tidak jauh dari Keraton, kami menuju sentra oleh-oleh Bakpia Pathok 25. Setelah itu, toko buku bekas The Lucky Boomerang menjadi penutup perjalanan kami di Jogja. Toko buku ini cukup dekat dengan toko Bakpia Pathok, sekitar 1km, Toko buku ini terletak di dalam Gang Sosrowijayan Wetan. Koaleksi bukunya menarik, tersedia dalam berbagai bahasa, Inggris, Indonesia, Jerman, Prancis, dan lain-lain. Yang menarik lagi dari toko buku ini adalah pelanggan akan mendapatkan setengah harga buku jika mengembalikan buku tersebut ke toko The Lucky Boomerang dan waktunya tidak terbatas. Jadi kapanpun saya ke Jogja, saya dapat menjual lagi buku yang saya beli disana. Yay!


Keesokan harinya saya kembali ke Bandung menggunakan kereta Pasundan Tambahan seharga Rp160.000. Alhamdulillah.. alhamdulillahi 'alaa kulli hal. Perjalanan yang begitu membekas di hati, membuka mata dan semakin menyadarkan atas kekuasaan dan kebesaran Sang Pencipta Bumi. Yogyakarta, provinsi kecil yang menyimpan sejuta kekayaan alam dan budaya. Sampai jumpa, semoga kita dapat bertemu kembali. Aamiin..